Monday, June 20, 2016

NDOMBLONG, MELOMPONG, KOSONG

"Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka"

Saya cuman membayangkan perasaan para murid pada waktu itu, harapan semuanya lenyap, impian ada pemulihan bagi kerajaan sepertinya semakin tidak bisa diwujudkan. Angan-angan untuk setidaknya jadi menteri atau lurah ketika Yeshua Hamasiach menjadi raja atas kerajaan di Yerusalem, ini harus dibuang jauh-jauh.
Justru yang mereka lihat hanyalah langit yang kosong melompong dipandang sambil ndomblong. Kecewa? pasti untuk mereka yang mengharapkan Dia jadi seperti yang mereka inginkan. Masih saja terus ndomblong, sampai harus dua orang malaikat memperingatkan mereka.
Ada baiknya, waktu itu para murid segera sadar bahwa apa yang mereka pikirkan adalah bukan yang diperbuat oleh Tuhan. Sadar bahwa mereka mengikut Dia berdasarkan motivasi yang salah, agenda yang lain, bahkan politik-politik tertentu.
Kadang saya merasa, apa layak saya disebut pelayan Tuhan? Apa benar motivasi saya selama ini? Apa sudah pada tempatnya saya disebut pengikut Kristus?
So... apa yang menjadi motivasi kita dalam ibadah? Mencari perkenan Allah atau mencari popularitas semata? Menyenangkan Allah atau keegoisan kita semata? Menyembah Allah atau ada politik yang dimainkan dalam balutan ibadah? Mengejar hadirat Allah atau mengutamakan agenda kita yang lain?
Yuuk, koreksi lagi diri kita. Jangan sampai pada kesudahannya kita hanya "Ndomblong, Melompong memandang langit yang Kosong, akhirnya kita sendiri yang melolong, minta ditolong"
Es duren dicampur susu kental manis kayaknya cocok untuk mengisi perut yang kosong.

No comments:

Post a Comment